Menginjak tiga musim atau tepatnya enam bulan berlalu saya dan duo shaliha menemani suami tercinta menjalani studi di negeri sakura. Menjelang kepergian ke negeri ber-icon gunung Fuji ini banyak perasaan khawatir yang dijalani karena yang dipikirkan adalah mampu tidaknya menjalani peran sebagai seorang istri dan ibu tanpa bantuan siapapun. Berbekal ilmu dari NHW-NHW yang telah didapat di kelas matrikulasi, alhamdulillaah semua kekhawatiran itu terlampaui meskipun banyak hal yang harus saya perbaiki dan upgrade terus-menerus. Ungkapan syukur tak terhingga pada Rabb semesta alam telah menghadirkan IIP di tengah kegundahan saya menjalani peran di universitas kehidupan yang pembelajarannya setiap saat setiap waktu dan ujiannya seringkali mendadak atau tak terdugah. Juga terima kasih terdalam kepada ibu Septi Peni Wulandani, pengurus, beserta para fasilitator yang telah mencerahkan hari-hari saya membersamai buah hati tercinta kami.
Memasuki tahun 2018 ini Rumah Lingkar Sakura memiliki resolusi yang kami beri nama awan harapan 2018. Awan ini kami letakan di dinding ruangan tempat kami berlama-lama menghabiskan waktu bersama agar kami selalu ingat selalu membaca dan do it tentunya.
Awan Harapan Rumah Lingkar Sakura
Yang jelas di tahun ini kami bertekad mengaktifkan kembali kemampuan menulis kami di blog agar bisa bermanfaat bagi banyak orang. Suami dengan background seorang peneliti mencoba menuangkan riset terkininya di sini. Kk Azka yang sedang gemar-gemarnya membaca dan menulis belajar untuk menuangkannya dalam dunia virtual yang tentunya dengan bantuan kami. Adik Chemy yang sedang tumbuh berkembang senang pula membaca ala-ala usianya, bolak-balik putar-putar dan akhirnya digigit bukunya akan coba kami libatkan pula di sini. Saya yang memiliki passion mengajar dan menulis tentang apapun mencoba menuangkannya di sini. InsyaaAllah, karena kunci perubahan di mulai dari hal terkecil.
Selain itu, karena kami tinggal di negara orang dan tidak cukup banyak hal yang dapat kami berikan untuk sekitar lingkungan kami sebab karakter serta budaya yang sangat berbeda terlebih bahasa yang menghubungkan satu sama lain sangatlah sulit, saya dan duo shalihah berusaha berkontribusi di kegiatan eksternal yang memungkinkan.
InsyaaAllah kami akan rutin membuat tausiyah card dan menyiapkan makanan camilan homemade setiap bulannya untuk kegiatan pengajian MUSFUK (Muslim Fukuoka). Dan tentunya mensupport suami yang diamanahi di organisasi ini.
Bismillaahirrahmaanirrahiim semoga Allah memudahkan dan meridhoi langkah kecil kami di 2018 menuju perubahan yang lebih baik.
Comments