Dalam dunia ini semua berubah mengikuti siklus alam semesta, hal yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Seperti yang termaktub dalam ajaran islam, bahwasanya ketika hari ini tidak lebih baik dari kemarin maka merugilah. Oleh sebab itu kita harus selalu berubah, dan sebuah perubahan sudah semestinya menuju kearah polaritas positif.
Change maker adalah istilah yang digaungkan untuk menyebut si pembuat perubahan. Dan ketika itu disematkan pada kata family, change maker family, maka memiliki arti bahwa sebuah keluarga yang didalamnya memiliki ruh untuk melakukan perubahan. Perubahan seperti apa?, memakai istilah iip, bahwa “mengubah masalah menjadi berkah” dan “melihat tantangan menjadi peluang”.
Saya pun merasa terlempar beberapa purnama ke belakang, atau saat lobus frontal mengecek memori (red: deja vu) tentang pencarian apa mimpi hidupmu, misi spesifik hidup. Saya seperti ditagih janji aksi untuk impian yang sudah saya tuliskan pada 16 Maret 2017, mengenai Smart Home (eSHa).
eSHa merupakan sinergi antara rumah baca dengan rumah sehat. Mengapa rumah baca? mengapa pula rumah sehat? dan mengapa harus bersinergi.
Berangkat dari tantangan di sekitar bahwasanya minat membaca di Indonesia sangatlah rendah, bagaimana tidak dibilang rendah jika peringkat negara kita adalah kedua dari bawah, yaitu peringkat ke-60 dari 61 negara, berdasarkan hasil survey studi Most Littered Nation In the World 2016. Coba kita tengok sekeliling, anak-anak bahkan balita jaman NOW menjadikan gadget sebagai gaya hidup.
No TV, DVD, iPad, gadget below 3 years old. Scientific evidence prove the correlation between TV and gadget exposure to developing; ADHD and other behavioral problem ~milissehat~
That’s one of the reason why rumah baca must exist.
Mari kita lihat fenomena lain di Indonesia. Minimnya informasi kesehatan kepada masyarakat memicu banyak ketidakrasionalan dalam menangani penyakit. Ketika berkunjung ke rumah sakit, seringkali kita lihat rumah-sakit selalu penuh, pulang dari RS dengan membawa segepok obat yang yang kadang kita tidak [mau] tahu kandungannya, mau sakit apapun [hampir] selalu diberi antibiotik, anggapan ASI kurang padahal baby growth spurt, pola MPASI yang mungkin salah-kaprah, dll.
That’s many reason why rumah sehat must exist too.
Kesinergian antara rumah baca dan rumah sehat melalui Smart Home ini diharapkan bisa menjadi salah satu aksi untuk memperjuangkan generasi Indonesia yang Sehat Jasmani maupun Rohani. Aamiin Allahumma Aamiin.
Seperti apa eSHa?
Impian IDEAL berbentuk bangunan fisik yang multiguna. Satu ruang besar sebagai implementasi rumah baca dimana terdapat beratus-ratus buku yang tertata apik dilengkapi dengan fasilitas bermain anak, sehingga menciptakan animo betah membaca. Satu ruang untuk rumah sehat sebagai tempat konsultasi kesehatan dengan dokter yang RUM-RUD, imunisasi, dll. Selain berfungsi sebagai tempat membaca dan konsultasi kesehatan secara fisik juga akan direncanakan sebagai sarana edukasi interaktif melalui: temu tokoh kesehatan, temu tokoh parenting, berkegiatan bermain bersama, dll.
Ideal hanyalah angan kalau menunggu kondisi sempurna, dengan awalan DREAM it, dan SHARE it pada web ini, maka DO it Smart Home ini insya Allah akan launching dengan agenda sederhana pada awal tahun 2018. Bismillah semoga dimampukan untuk GROW it.
“If I am not for myself, who will be for me? And when I am for myself, what am ‘I’? And if not now, when?” ~wikiquote~
Komentáře