top of page
Writer's pictureArlisa Febriani

Ruang kerja virtual dari Slack


Fitur groupchat dari aplikasi instant messaging sangat membantu saya berkomunikasi dengan berbagai kelompok dan organisasi yang anggotanya terpisah jarak.


Bahkan, fitur inilah yang memungkinkan saya menghadiri perkuliahan IIP. Fitur groupchat seperti ini pun digunakan oleh suami saya untuk berkoordinasi membahas pekerjaan dengan rekan kerjanya dalam satu tim.


Saya membayangkan, bila anak saya nanti beranjak dewasa, fitur groupchat semacam inilah yang akan mewadahi komunikasi dalam keluarga kami, bila kami terpisah jarak. Namun, saat membayangkan beberapa hal serius yang harus dibahas, kadangkala saya merasakan ada yg kurang pas.


Chat seringkali menenggelamkan informasi, dokumen dan materi penting. Kadangkala topiknya pun bergeser dengan cepat, hingga membuat saya kurang mampu mengejar ketinggalan saat tidak bisa hadir dalam diskusi di hari H. Ini juga yg saya rasakan saat menjalani perkuliahan di IIP via WAgrup. Meskipun ada fitur pencarian, tetapi tetap ada rasa ‘tersesat’ dalam obrolan, bila saya ketinggalan momen diskusi dan baru sempat menyimak pada keesokan harinya.


Kekurangan seperti inilah yang mungkin ingin diminimalisir oleh ruang kerja virtual yg ditawarkan oleh aplikasi semacam Slack. Slack menyediakan ruang kerja virtual, dengan konsep mirip dengan groupchat, namun tampilannya lebih rapih, dan memberikan fitur beberapa ruang mengobrol untuk satu tim yang sama.





Ruang ruang obrolan ini bisa dipisahkan berdasarkan tema yang diberi kode hashtag. Saya membayangkan perkuliahan IIP yang lebih rapih untuk satu kelas, dengan hashtag #level1 hingga #level12, dengan satu ruang obrol khusus bagi chitchat pada masing masing level. Pada tiap ruang obrolan, kita bisa menggunggah berbagai dokumen untuk dibahas bersama.


Mungkinkah perkuliahan IIP dipindahkan ke slack? Yang jelas, mungkin aplikasi inilah yang akan saya gunakan untuk membahas berbagai proyek dalam keluarga kami

25 views0 comments

Comments


bottom of page