Hari Jumat, 23 Maret 2018, WAG ODOP mengadakan kulwap lagi. Kali ini narasumbernya Teh Indari Mastuti. Siapa sih Beliau? Beliau adalah CEO Indscript,
Dengan Mbak Nurul Fitriya sebagai moderator, kulwap kali ini berlangsung dengan seru bahkan tidak terasa sampai melewati waktu yang seharusnya.
PROFIL INDARI MASTUTI
- Penulis buku 65 judul buku - Penulis 10 biografi - CEO Indscript Creative - Founder Sekolah Perempuan - Founder Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis yang beranggotakan lebih dari 18.587 member - Founder Komunitas Ibu-Ibu Doyan Bisnis yang beranggotakan lebih dari 26.847 member - Founder Kedai7K - Founder IndBlack - Kepala Sekolah SEGI (Sekolah Gratis Indonesia) - Founder Komunitas Emak Jagoan yang beranggotakan lebih dari 1.512 member
Pengalaman
- Penulis Artikel - Jurnalis Tabloid - Koresponden Majalah Remaja - Penulis Buku - Penulis Biografi - Public Speaker
TANYA JAWAB
#1 Pertanyaan dari Widya Sulistia, Pemalang Bagaimana cara mempromosikan buku-buku yang baru akan terbit? Soalnya saya sering tidak bisa menjanjikan sesuatu. Orangnya sudah bayar tapi bukunya lama tidak terbit-terbit jadi muncul perasaan tidak enak.
Jawaban : Ah terkait dengan mempromosikan buku yang akan terbit sudah jelas dulu kapan terbitnya sehingga ketika orang sudah PO atau membayar duluan karena untuk mendapatkan buku yang akan terbit tersebut, sudah jelas kapan buku itu dikirim. Saya sendiri banyak kok menggunakan pola PO untuk buku-buku baru saya. Namun saya sudah jelas kapan buku itu akan diterbitkan dan kapan akan dikirimkan sehingga lebih enak ketika kita mempromosikan buku yang akan terbit tersebut. Beda kalau kita bergantung penerbitannya pada penerbit. Mau tidak mau kita agak sulit untuk memegang kapan buku tersebut akan terbit karena biasanya penerbit ini menerbitkan buku berdasarkan kebutuhan pasar. Inilah enaknya ketika kita menerbitkan buku dengan Indie publishing atau menerbitkan sendiri. Kitalah yang akan mengatur kapan buku itu terbit, harganya berapa, meski mungkin di awal kita harus mengeluarkan modal tetapi promosi yang bagus kita akan mendapatkan keuntungan yang lebih bagus.
Ini voice note jawaban pertanyaan 1: Jawaban pakai voice note :
Jadi kalau kita mau mulai melakukan yang namanya PO daripada buku yang diterbitkan, sebaiknya memang tidak tergantung kepada orang lain, artinya kepada penerbit. Karena pada penerbit sendiri kerap kali mereka bisa mengundur waktu penerbitan berdasarkan pasar yang terjadi. Misalnya tiba-tiba hari ini dibilang bahwa kita terbit bukunya minggu depan ya. Tapi kemudian mereka terkendala dengan percetakan. Mereka terkendala dengan Oh tiba-tiba minggu depan ada isu baru yang seharusnya diterbitkan bukunya yang ini duluan. Makanya saya sekarang ini lebih banyak menggunakan skema indi publishing. Sehingga yang mengatur kapan buku saya terbit itu saya sendiri.
#2 Pertanyaan dari Dian Kusumawardani, Surabaya a. Bagaimana cara menjadi content creator yg banyak di cari klien? b. Media online apa saja yang menerima tulisan dengan ada imbalannya? c. Bagaimana cara membuat portofolio penulisan yg bisa dijadikan upaya menjemput klien?
Jawaban :
a. Yang harus dilakukan oleh Mbak Dian adalah dengan membaca content creator yang karyanya bertebaran di dunia maya ataupun di media-media cetak. Nanti Mbak Dian bisa melihat apa sih sebetulnya keunggulan dari para content Creator ini. Memang jika kita ingin mengejar keahlian dari content Creator ini maka sebaiknya kita pun mulai menulis dengan gaya yang tidak kalah menarik dengan yang sudah ada. Yang jelas content creator yang dicari adalah yang bebas plagiat, menggugah, bisa mengikuti isu atau topik yang sedang berkembang, dan tulisannya viral. b. Banyak Mbak, Mbak bisa mulai dengan kata kunci media online berbayar. Meskipun kebanyakan media online itu fungsinya membangun branding kita di Google, makin banyak yang kita tulis menjadi portofolio kita untuk menawarkan jasa penulisan yang kita miliki c. Membuat portofolio yang bisa dijadikan upaya menjemput klien kalau saya nih ya contohnya seperti ini : Mbak Indari boleh saya liat portofolionya? Oh boleh Mbak atau Pak, silakan bapak bisa cek di blog saya indari.blogspot.co.id di kompasiana.com atau bisa juga bapak cari di Google mau saya kirimkan buku yang pernah saya terbitkan, pak? Simple bukan?
#3 Pertanyaan dari Rahmah, Surabaya a. Saya pernah ikut menjadi kontributor salah satu proyek Indscript tentang Indonesia, ada gunung, museum dll. Namun, setelah bukunya jadi justru sebagai penulisnya, saya tidak sanggup membeli karena dibentuk sebagai ensiklopedi yang tebal sekali. Adakah perlakuan khusus untuk kontributor? b. Apa amalan sehari-hari yang Mbak lakukan sehingga bisa tetap survive sampai sekarang.
Jawaban : a. Iya betul mbak, waktu itu kami memang mengumpulkan penulis untuk membuat ensiklopedi di mana ensiklopedi ini akan dijual di proyek pemerintahan dengan harga yang sangat mahal. Sayangnya Waktu itu saya pun melobi penerbit untuk mendapatkan harga khusus untuk kontributor ternyata dapatkan harga khusus tersebut. Mohon maaf ya Mbak. b. Amalan sehari-hari yang saya lakukan dengan salat duha sebelum apapun dan Sedekah Harian nasi gratis bagikan setiap hari pada orang-orang tidak mampu di sekitar kami, membiasakan baca Quran setiap hari, memasang Murottal sepanjang hari
#4. Pertanyaan dari Mila Fitriana - Bogor a. Bagaimanakah langkah awal memulai bisnis menulis di rumah? b. Apa saja yang perlu dipersiapkan jika kita ingin memulai bisnis menulis di rumah?
Jawaban :
a. Langkah awal memulai bisnis penulisan di rumah sebetulnya mudah Mbak, yang penting setiap hari kita terus menulis dan meningkatkan kualitas tulisan kita. Latihlah sense of salesmanship dalam diri kita dimana perannya adalah kita PD untuk menawarkan jasa penulisan kita kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Contoh, dulu Saya menawarkan kepada penerbit, sekarang target market Saya sudah lebih luas lagi salah satunya adalah menawarkan penulisan buku pada tokoh-tokoh yang ada di Indonesia b. Apa saja yang harus dipersiapkan? Pertama mental bisnis. Anggaplah bahwa bisnis penulisan kita seperti halnya bisnis bisnis lainnya contoh bisnis fashion ataupun bisnis kuliner. Jangan sampai menganggap bahwa bisnis penulisan ini hanya sebagai sampingan atau hanya sekedar mengisi waktu luang kita di rumah. Kedua, siapkan portofolio anda apakah itu bentuknya di blog, artikel di berbagai media cetak, atau tulisan Anda yang bertebaran di media online. Ketiga, pastikan anda membidik pasar yang jelas, dan jasa penulisan yang jelas anda kuasai. Contoh, waktu saya memulai bisnis indscript saya merasa keahlian Saya menulis buku. Maka pasar saya adalah penerbit. Keempat, jangan malu-malu untuk membranding diri anda sebagai seorang penulis, tentu saja penulis yang berbeda dengan penulis lainnya. Contoh saya membranding diri saya sebagai penulis yang paham dunia bisnis dan mencetak lebih banyak penulis.
#4. Pertanyaan dari Mila Fitriana - Bogor a. Bagaimanakah langkah awal memulai bisnis menulis di rumah? b. Apa saja yang perlu dipersiapkan jika kita ingin memulai bisnis menulis di rumah?
Jawaban :
a. Langkah awal memulai bisnis penulisan di rumah sebetulnya mudah Mbak, yang penting setiap hari kita terus menulis dan meningkatkan kualitas tulisan kita. Latihlah sense of salesmanship dalam diri kita dimana perannya adalah kita PD untuk menawarkan jasa penulisan kita kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Contoh, dulu Saya menawarkan kepada penerbit, sekarang target market Saya sudah lebih luas lagi salah satunya adalah menawarkan penulisan buku pada tokoh-tokoh yang ada di Indonesia
b. Apa saja yang harus dipersiapkan? Pertama mental bisnis. Anggaplah bahwa bisnis penulisan kita seperti halnya bisnis bisnis lainnya contoh bisnis fashion ataupun bisnis kuliner. Jangan sampai menganggap bahwa bisnis penulisan ini hanya sebagai sampingan atau hanya sekedar mengisi waktu luang kita di rumah. Kedua, siapkan portofolio anda apakah itu bentuknya di blog, artikel di berbagai media cetak, atau tulisan Anda yang bertebaran di media online. Ketiga, pastikan anda membidik pasar yang jelas, dan jasa penulisan yang jelas anda kuasai. Contoh, waktu saya memulai bisnis indscript saya merasa keahlian Saya menulis buku. Maka pasar saya adalah penerbit. Keempat, jangan malu-malu untuk membranding diri anda sebagai seorang penulis, tentu saja penulis yang berbeda dengan penulis lainnya. Contoh saya membranding diri saya sebagai penulis yang paham dunia bisnis dan mencetak lebih banyak penulis.
#5. Pertanyaan dari Ayu, Gresik a. Bisakah Teh Indari memberikan tips-tipsnya agar tetap konsisten menulis dan bisa dijadikan bisnis?
b. Bagaimana pula Teh Indari menyiasati waktunya ketika membersamai anak dengan menjalankan bisnisnya?
Jawaban :
a. Konsistensi menulis bisa dijadikan bisnis muncul dari dalam diri anda sendiri. Menulislah tanpa alasan dan memiliki tujuan yang jelas kenapa Anda menulis.Menulislah setiap hari dan tingkatkan kualitas tulisan Anda setiap saat.
b. Awal berbisnis Saya mengerjakan bisnis hanya berdua dengan suami. Pasti lebih sibuk dibandingkan saat ini yang saya sudah memiliki tim yang lengkap di Indscript. Tapi yang jelas, dari awal hingga sekarang saya selalu memiliki manajemen waktu secara tertulis, sehingga aktivitas rumah tangga maupun bisnis sudah jelas tertuliskan. Saya tinggal menjalankannya saja dengan disiplin dan konsisten.
Ini manajemen waktu tertulis saya.
#6. Pertanyaan dari Vidi, Batam a. Berapa jam biasanya Teh Indari tidur malam? b. Berapa jam Teh Indari menulis per harinya?
Jawaban :
a. Ba'da isya jam 19.30 atau 20.00 b. Saya menulis di pagi hari setelah anak-anak berangkat sekolah, dan apa yang saya tulis biasanya tips-tips singkat dan menghabiskan waktu sekitar 1 jam per hari
#7. Pertanyaan dari Aisha, Surabaya 1. Bagaimana proses pencarian inspirasi Teh Indari? 2. Bagaimana me-mantain mood untuk tetap menulis?
Jawaban :
a. Inspirasi saya sebetulnya mudah, saya hanya menulis berdasarkan kegiatan saya sehari-hari atau apa yang saya lihat menarik untuk ditulis b. Untuk menulis, mood saya maintain dengan memperbanyak membaca, diskusi, dan nonton film
#8. Pertanyaan dari Priesda, Bandar Lampung Saya punya keinginan untuk bisa menerbitkan novel saya. Bagaimana ya Mbak cara menulis yang baik, supaya tulisan kita diterima penerbit?
Jawaban :
Kalau memang novelnya sudah jadi, yang harus dilakukan adalah mencoba mengirimkan ke penerbit bidikan Anda. Namun pastikan Anda tahu penerbit tersebut menerbitkan novel seperti apa. Jangan salah menjodohkan naskah anda dengan penerbit. Sebab setiap penerbit itu memiliki gaya masing-masing dan tema novel masing-masing. Banyak-banyak membaca novel orang lain, dan kirimkan naskah Anda ke Penerbit yang menerbitkan novel yang anda baca jika memang karakternya terasa pas. Naskah seperti manusia. Ada jodohnya. Ditolak bukan berarti naskah jelek, bisa jadi penjodohannya yang salah.
#9. Pertanyaan dari Anten, Tangerang Selatan
a. Sejak kapan Teh Indari mulai menulis buku? b. Bagaimana cara mengetahui bahwa passionnya di bidang menulis hingga menjadi bisnis?
Jawaban :
1. Sejak kapan mulai menulis buku? Jawab:
a.Saya mulai menulis tahun 2004
b. Passion menurut saya adalah ketika kita melakukan sesuatu tanpa henti dan tidak merasa bosan. Contohnya sejak kecil saya menulis, remaja masih menulis, saat masih bekerja saya juga menulis, dan akhirnya putuskan keluar kerja untuk fokus menulis, sebuah bidang yang saya lakukan bertahun-tahun tanpa bosan.
#10. Pertanyaan dari Dyah, Bandung
1. Apa yang membuat mbak Indari tergerak untuk terjun di bisnis menulis dengan membuka Indscript, sedangkan sebelumnya kan sudah aktif dan "menghasilkan" menjadi penulis? 2. Bagaimana cara mencari, merekrut, dan me-maintain karyawan di Indscript, Mbak?
3. Berkenankah Mbak Indari berbagi cerita proses marketing buku terbitan Indscript? Apakah bekerjasama dengan toko buku? Dan bagaimana cara kerjasamanya?
4. Bagaimanakah juga cara/bentuk indscript bekerjasama dengan para penulis?
5. Bagaimana dengan modal awal waktu mendirikan Indscript, mbak?
6. Bagaimana mengetahui bahwa suatu tema/content suatu proposal naskah itu menarik dan layak terbit?
Jawaban :
a. Totalitas! Saya ingin benar-benar menjadi penulis. Bukan hanya sebagai sampingan, terutama karena saya melihat menulis bisa dilakukan hanya di rumah saja.
b. Awalnya, sebelum ada karyawan, saya yang mengerjakan semua sendirian bersama suami saya di bagian internal perusahaan. Lalu setiap bagian pekerjaan itu kami buatkan standarisasi kerja dan juga SOP pekerjaan. Untuk itu memudahkan kami untuk merekrut satu-persatu karyawan kami. Setelah satu-persatu karyawan hadir di perusahaan kami, kami tinggal melakukan yang namanya mentoring sehingga mereka bisa melakukan pekerjaan persis seperti yang kami lakukan.
c. Marketing atau penjualan buku sebetulnya kan kepada penerbit karena pola kerjasama kami itu adalah menyediakan naskah dan penerbit yang mendistribusikan ke berbagai toko buku. Meski begitu, kami sebagai pihak agency membantu penerbit untuk mempromosikannya di sosial media ataupun ketika penerbit meminta bedah buku libatkan sebagai MC atau moderator.
Indscript banyak menerbitkan buku-buku secara mandiri karya saya dan beberapa penulis. Kami berpromosi gencar di sosial media dan merekrut jaringan pemasaran produk-produk kami meningkat pesat.
d. Kerjasama Indscript dengan penulis adalah berbagi royalti. Royalti yang diberikan penerbit sebesar 10% akan dibagi menjadi 7 penulis dan 3% untuk agency kami.
e. Modal awal waktu mendirikan indscript sebesar 5 Juta. Waktu itu kami belikan mesin fax, telepon yang support internet, white board besar, printer, dan sisanya untuk operasional.
f. Sebetulnya tema atau konten menarik terbit itu lebih banyak digodok di penerbit sebab yang akan memasarkan adalah mereka.
Itu sebabnya, kami sebagai agency tidak lepas dari diskusi dengan para penerbit terkait dengan tema-tema yang mereka butuhkan.
#11. Pertanyaan dari Julia, Probolinggo Bagaimana Teteh membagi waktu antara karir menulis, bisnis dan anak-anak serta keluarga?
Jawaban :
Alhamdulillah sebetulnya saya tidak Ssesibuk dulu ketika baru membangun bisnis. Memiliki super tim yang membantu saya menghandle aktivitas bisnis sehari-hari. Dibilang sibuk saya tidak terlalu sibuk. Tugas saya saat ini adalah monitoring tim, menggelontorkan inovasi, dan terus melakukan kreativitas baru yang akan mendukung perusahaan untuk terus bertumbuh untuk teknisnya sudah diserahkan kepada tim Indscript.
#12. Pertanyaan dari Shanty Dewi, Bandung
Voice note untuk produktif menulis itu sepertinya menarik. Bisa cerita sendiri pengalamannya. Benar-benar bisa jadi lebih produktif ya? Saya jadi tertarik. Itu apa langsung terhubung dengan notes, atau di WA? Atau ada aplikasi khusus?
Jawaban dari Voice note :
Bisa dilihat di ponsel saya ada namanya Speechnotes. Ini adalah salah satu aplikasi yang saya gunakan untuk produktif menulis. Dan saya sudah mau memiliki 130an lebih artikel yang setiap hari saya tulis artikel ini minimal 2-3 artikel. Ketika saya mau mengajar di sini, ketika ada pertanyaan-pertanyaan disini pun saya menggunakan speechnotes. Ini adalah aplikasi yang ada di playstore dan saya juga ajarkan pada ibu-ibu bagaimana mereka bisa lebih produktif menggunakan speechnotes ini.
#13. Pertanyaan dari Dyah, Bandung
Yang bisa saya simpulkan dari penjelasan teh Indari terkait Indscript ini berarti berupa agency ya? Agency ini apakah berarti Teh Indi, hunting penulis yang memiliki naskah ataukah tim Teh Indi yg sudah punya konsep awal baru dilempar ke penulis?
Jawaban dari Voice note :
Betul! Indscript itu adalah agency naskah. Jadi kami ini menyuplai naskah untuk para penerbit yg ada di Indonesia. Kemudian untuk kita, agency, tentu saja kami terus menghunting penulis, baik mereka yang suka memiliki naskah atau penulis yang memang kita cari untuk menuliskan naskah. Untuk konsep awal, ada yang memang konsep awalnya dari kita setelah diskusi dengan penerbit. Ada juga yang pure dari idenya penulis. Jadi sangat fleksibel.
Jadi saya sendiri, karena saya menggunakan sistem yang namanya Indi Publishing, memang mengeluarkan modal. Tapi saya lebih leluasa untuk menentukan program kerja daripada promosi buku itu.
Closing Statement:
Closing statementnya sebetulnya cuma satu. Bahwa untuk jadi penulis itu dan memang mau jadi pebisnis tulisan, tugasnya hanya satu yaitu kita ini FOKUS. Menulis bukan hanya sebagai sampingan. Tapi menulis adalah sebuah kebutuhan. Bukan hanya sebagai sebuah kewajiban. Karena kita mau jadi pebisnis tulisan, lalu menulis menjadi kewajiban. Jangan! Tapi menjadi sebuah kebutuhan. Sehingga menulis tidak memunculkan stressing sendiri.
Selain dapat ilmu kami penghuni WAG ODOP juga berkesempatan mendapatkan Give Away dari Teh Indari, yakni mendapat 5 Handsock Ind Black untuk 5 pemenang
Give Away #JumatKulwapODOP
23 Maret 2018
Bismillah,
Assalamualaikum teman-teman semua.
#JumatKulwapODOP kali ini, Narasumber kita, Teh Indari Mastuti akan menyediakan 5 Handsock produk IndBlack untuk peserta yang menuliskan kesan apa yang dipelajarinya selama mengikuti Kulwap dengan tema Mengoptimalkan Bisnis Menulis dari Rumah.
Ketentuan Give Away #JumatKulwap
1. Tulisan minimal 250 kata tentang kesan dan apa yang dipelajari dalam kulwap.
2. Tulisan dipublish di blog atau IG atau FB pribadi. Lengkapi dengan #JumatKulwapODOP
3. Link tulisan dikumpulkan di tread [GA #JumatKulwap bersama Indari Mastuti] paling lambat
4. GA hanya untuk peserta grup WA ODOP yang mengikuti Kulwap di grup WA.
5. Ongkir ditanggung Teh Indari.
6. Link tulisan bisa dishare di kolom comment.
Comments