Yippee… pembuatan rancangan program transisi Anak Usia Dini ke Sekolah Dasar, masuk ke tahap berikutnya. Stt…sebelum dilanjut, baiknya siih, baca ini dulu ya : https://www.ibuprofesional.com/post/oleh-oleh-diskusi-terpumpun-bersama-kemendikbudristek. Biar apa? Selain biar nyambung dengan keseruan yang akan saya ceritakan nanti, saya berharap teman-teman bisa merasakan bahagia yang sama dengan saya.
Bahagia karena pemerintah semakin melibatkan komunitas dalam membuat program peningkatan kualitas bagi para orang tua dan masyarakat. Bahagia karena komunitas ibu professional berkesempatan ikut andil dalam pembuatan rancangan program dan aktivitas bagi orang tua yang digawangi kemendikbudristek. Bahagia karena bisa satu meja belajar langsung dengan orang-orang hebat dalam bidang pendidikan di Indonesia. Aiih, mata saya berbinar.
Etape kedua ini menjadi diskusi lanjutan yang menarik buat saya. Tiga topik besar mulai tentukan setelah menyimak debat cerdas para professor dan pakar pendidikan dengan sajian data lapangan serta kajian teorinya. Waw, saya bersyukur sekali diberi kesempatan untuk terlibat di dalamnya. Diskusi pun bergerak lebih dalam di masing-masing kelompok bahasan. Per kelompok akan mendetilkan draft rancangan program transisi anak usia dini ke jenjang sekolah dasar yang telah disusun pada pertemuan sebelumnya. Draft rancangan sebelumnya, telah direview dan diberi masukan oleh tim khusus dari kemendikbudristek. Draft feedback tersebut kami jadikan acuan dalam melanjutkan pembuatan rancangan program. Melanjutkan bagian pedoman program yang akan dijadikan dalam bentuk digital dan non digital sebagai sumber bacaan yang memudahkan bagi orang tua.
Dalam proses pembuatannya, lagi-lagi mendapatkan pengalaman diskusi luar biasa bersama para pakar pendidikan yang hadir. Beliau-beliau ini memberikan warna baru bagi saya pribadi dalam melihat dan menemukan sudut lain dalam dunia pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah tentang cara dan effort penyebaran informasi ke sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Bayangkan saja, berdasarkan data referensi dari laman kemendikbud, terdapat sekitar 175 ribu sekolah dasar dan sederajat yang tersebar di Indonesia. Tidak semua sekolah memiliki guru yang bisa mendidik anak-anak setiap hari karena tantangan lokasi sekolah dan hunian penduduk. Bila di kota-kota besar dan sekitarnya bisa terbantu dengan komite sekolah yang aktif, namun tidak demikian dibanyak sekolah terpencil. Informasi melalui internet? Duh, mak, tidak semua orang tua bisa mengakses internet dengan mudah. Penggunaan fasilitas komunikasi pun tidak semua dimiliki keluarga. Ini tantangan berikutnya bagi kita dalam menyebarkan informasi pendukung bagi orang tua-orang tua tersebut.
Nah, ada berapa banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah dasar itu? Penyebaran informasi dan kemampuan serta pengetahuan orang tua terkait pendidikan dan tahapan perkembangan anak, bisa jadi belum merata. Sehingga bisa dengan mudah timbulnya gap terutama di masa transisi anak bersekolah.
Berharap dalam pembuatan rancangan program ini bisa menjadi salah satu pedoman dan pegangan awal bagi para orang tua dalam mendidik anak-anak yang dimulai dari rumah. Dari pedoman program ini akan muncul dalam bentuk digital dan non digital yang bisa diakses oleh semua lapisan orang tua di manapun berada. Penyebarannya melalui sekolah yang bekerja sama dengan instansi terkait di kota dan kabupaten.
Dalam rancangan tersebut akan memuat tahapan perkembangan anak usia transisi sekolah, 5-8 tahun, pilihan ragam aktivitas yang bisa dilakukan di rumah bersama orang tua hingga apa dan bagaimana keterlibatan lingkungan dalam upaya mendukung kesiapan anak masuk ke jenjang SD. Termasuk di dalamnya link rujukan referensi edukasi yang bisa diakses orang tua. Tentu saja pengalaman dan pengetahuan yang ada dari Ibu Profesional bisa sedikit mewarnai dalam rancangan program tersebut. Masya Allah. Bantu doa ya semoga segera terealisasikan dengan baik hingga membawa dampak bagi Indonesia.
Menjadi bagian dari pengurus pusat di Ibu Profesional menjadi kebahagian tersendiri buat saya. Tak hanya bisa belajar dan ‘dididik’ langsung oleh bu Septi namun juga terbuka luas kesempatan belajar lainnya. Salah satunya adalah mendapatkan kesempatan langka bisa duduk satu meja dan berdiskusi dengan orang-orang yang ahli dalam bidang pendidikan dasar dan para pemangku kebijakan. Bahagia banget kalau suara kita didengar langsung oleh mereka. Ternyata melalui jalan sebagai pengurus pusat di Ibu Profesional menjadi salah satu wasilahnya. Saya makin percaya apa yang disampaikan bu Septi Peni Wulandani bahwa tidak ada peran kecil di dunia ini selama kita kita memilihnya dengan sadar dan bahagia. Jadi, peran seperti apa yang ingin kita ambil?
Yakin, rancangan pendidikan PAUD kedepan bisa lebih baik karena digarap oleh para educator handal. Semoga hasilnya bisa tersebar dan terlaksana dengan simultan oleh seluruh sekolah dan orang tua.