Bunda, 50% lebih sampah rumah tangga yang memenuhi TPS adalah sampah organik. Sayang, ya, sampah yang sebenarnya bisa kita kelola sendiri malah memenuhi TPS dan menimbulkan bau tak sedap.
Sejak November 2018, kami memulai langkah kecil untuk meringankan beban TPS; mengolah sampah organik. Sekaligus untuk menyuplai tanaman sayur dan bunga yang tengah kami budidayakan. Cara membuat pupuk kompos yang kami gunakan enggak ribet, kami menggunakan cara sederhana dan bahan-bahan yang mudah digunakan di lingkungan sekitar.
Proses membuat kompos dimulai dari dapur. Di dapur, kita sudah harus memilah jenis sampah organik dan anorganik. Sampah organikpun harus dipilah-pilah lagi; pisahkan antara sampah sayur-buah,sampah bersantan dan berminyak, sampah kulit keras seperti kulit manggis dan durian, juga sampah hewani yang berupa tulang-belulang.
Sampah buah dan sayur dijadikan satu.Jenis sampah ini sangat mudah terurai, hanya membutuhkan waktu kuranglebih satu bulan agar menjadi pupuk kompos siap guna. Sampah favorit emak K karena sifatnya yang mudah diolah, ngaduknya enggak susah. Heuheuu. Kalau sempat, kita bisa memotong-motong sampai berbentuk serpihan untuk mempermudah proses mengurai sampah organik menjadi pupuk kompos. Kalau enggak sempat, dibiarkan berupa lembaran pun tidak apa.
Sampah organik berkulit keras seperti kulit durian, kacang, manggis dan ranting pohon kutempatkan di pot yang berbeda karena masa urainya berbeda dengan sampah organik lunak. DUlu aku pernah mencampur kulit manggis dengan sampah lunak lainnya, aku jadi repot memisahkan kompos dengan kulit manggis yang belum terurai. Heuheuu.
Sampah bersantan dan berminyak sebaiknya dijadikan satu dengan sampah tulang-belulang untuk dikuburkan di biopori. Sampah jenis ini adalah sampah penyebab utama timbulnya bau menyengat yang tidak enak. Kalau tinggal di desa yang banyak ayam dan unggas lain, sampah jenis ini bisa digunakan sebagai makanan unggas.
Membuat Komposter Sederhana
Sekarang sudah banyak penyedia komposter berbagai jenis yang bisa kita gunakan untukmembuat kompos. Namun,bisa juga kita membuat sendiri komposter sederhana dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar kita.Kita bisa menggunakan karung goni, ember besar, pot besar atau membuat lubang di tanah berukuiran 2x1x1 meter.
Membuat lubang di tanah berkedalaman dua meter adalah cara paling praktis yang biasa digunakan oleh masyarakat pedesaan. Cara ini membuat kelembapan sampah terjaga sehingga penguraian berlangsung dengan baik.
Kalau kita tidak mempunyai tanah yang memadai untuk membuat lubang,jangan bersedih hati, kita masih bisa memanfaatkan karung honi,pot besar, gerabah atau bahan lain yang bisa menampung sampah dalam jumlah banyak. Caranya pun cukup mudah, cukup membuat lubang di bawah wadah, diameternya kira-kira 2 cm sebanyak 5-10 buah untuk tempat mengalir air.
Setelah itu, tambahkan tanah hitam/kompos sebagai starter. Taruh sampah organik, aduk rata. Tutup dengan sampah daun kering untuk menjaga kelembapan. Siram dengan air bekas cucian beras. Setiap menuang sampah organik, aduk rata agar starter kompos tercampur dan tutup kembali dengan daun kering.
Kami sempat menggunakan MOL yang beli ditoko pertanian untuk mempercepat terurainya kompos. Jika menggunakan bantuanMOL, proses terurainya sampah sampai menjadi kompos hanya membutuhkan waktukurang lebih 2 minggu.
Sediakan beberapakomposterdi rumah ya. Kalau keluarga kecil kami hanya menyediakan 2 komposter. Alhamdulillah, dengan cara ini kami hanya buang sampah anorganik sebulan sekali. PR keluarga kami ada di pengelolaan sampah organik. Emak K belum konsisten memilah-milih sampah organik agar layak didaurulang, belum nemu tempat setor sampah anorganik juga. Jadi sementara ini kami masih fokus ke minim sampah, belum sampai ke zero waste. Semoga suatu saat kami bisa mengelola sampah sendiri, baik organik maupun anorganik.
Ditulis oleh : Widi Utami
Comments